Home Framework Thinking AGENT Framework: Kekuatan Desain  Mengungkap Kecerdasan AI 

AGENT Framework: Kekuatan Desain  Mengungkap Kecerdasan AI 

6 min read
18

*) Gambar sebagai ilustrasi

AGENT Framework: Kekuatan Desain  Mengungkap Kecerdasan AI


Pendahuluan

Dalam era revolusi kecerdasan buatan, peran AI Agent semakin penting—bukan hanya sebagai alat bantu, melainkan sebagai entitas digital yang mampu berpikir, merespons, dan belajar dalam konteks spesifik. Untuk merancang agent semacam itu, kita memerlukan pendekatan yang terstruktur namun fleksibel. Di sinilah AGENT Framework hadir sebagai solusi. Dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman, AGENT adalah kerangka kerja strategis untuk membangun agen AI yang cerdas, personal, dan dapat disesuaikan.


Apa itu AGENT Framework?

AGENT adalah akronim dari lima fase utama dalam mendesain AI agent:

  1. A – Assess the Need: Mengidentifikasi tujuan atau kebutuhan spesifik dari agent.
  2. G – Gather Capabilities: Menentukan keterampilan, data, atau plugin yang diperlukan.
  3. E – Establish Persona: Mendesain gaya bicara, batasan etika, dan peran agen.
  4. N – Navigate Interaction: Menyusun alur komunikasi, adaptasi, dan respons.
  5. T – Test and Tweak: Menguji, mengamati hasil, dan memperbaiki performa.

Dengan mengikuti kelima langkah ini, kita tidak hanya membuat chatbot generik, tetapi menciptakan agen dengan jiwa digital yang fungsional dan berorientasi pengguna.


Assess the Need – Menentukan Tujuan Agen

Langkah pertama ini menuntut kita bertanya: “Apa misi utama agent ini?” Misalnya, apakah agent ditujukan untuk:

  • Memberi layanan pelanggan?
  • Menjadi tutor AI?
  • Menjadi co-pilot riset?
  • Membantu navigasi dokumen?

Dengan menentukan kebutuhan yang spesifik, kita menghindari agent yang “serba bisa tapi tidak terarah”. Ini membantu menjaga efisiensi dan relevansi interaksi.


Gather Capabilities – Mengumpulkan Kekuatan

Pada tahap ini, kita menetapkan apa yang dibutuhkan oleh agent agar bisa menjalankan perannya:

  • Apakah perlu plugin pencarian?
  • Apakah menggunakan RAG (Retrieval-Augmented Generation)?
  • Haruskah terintegrasi dengan tools seperti Notion, Slack, atau API eksternal?

Pendekatan ini membantu kita merancang agen modular, yaitu hanya dengan komponen yang relevan untuk konteks tertentu.


Establish Persona – Merancang Kepribadian Digital

Inilah bagian unik dari AGENT Framework. AI Agent tidak hanya menjawab, tetapi berkomunikasi sebagai ‘seseorang’. Di sinilah kita tentukan:

  • Gaya bahasa (formal, ramah, humoris, akademik)
  • Nada suara (empatik, netral, direktif)
  • Batasan etika (apa yang boleh dan tidak boleh dibahas)
  • Identitas peran (asisten hukum, pelatih bisnis, guru anak, dll)

Persona ini menciptakan kepercayaan dan konsistensi, menjadikan agen terasa seperti mitra nyata.


Navigate Interaction – Menyusun Alur Dialog

Interaksi adalah jantung dari agen AI. Tahapan ini memastikan agen dapat:

  • Mengikuti state percakapan
  • Menyesuaikan respons berdasarkan konteks pengguna
  • Menangani interupsi, pertanyaan berulang, atau permintaan kompleks

Ini bisa mencakup desain flowchart, skenario edge-case, bahkan integrasi dengan sistem memori untuk “mengingat” pengguna.


Test and Tweak – Pengujian dan Iterasi

Tahap terakhir adalah membuat agent lebih baik seiring waktu. Kita lakukan:

  • Simulasi skenario nyata
  • Umpan balik pengguna
  • Pengukuran performa (akurasi, kepuasan pengguna, waktu respon)

Ini memperkuat filosofi perbaikan berkelanjutan dalam desain agen berbasis AI.


Contoh Penerapan

Berikut adalah beberapa use case implementasi AGENT Framework:

1. Agen Layanan Pelanggan

  • Persona: Ramah, sabar, informatif
  • Kapabilitas: Integrasi FAQ, multi-channel, log kasus

2. Agen Asisten Riset

  • Persona: Netral, analitik, berbasis bukti
  • Kapabilitas: RAG, citation builder, pemroses PDF

3. Agen Tutor Pendidikan

  • Persona: Empatik, sabar, berbasis pertanyaan (gaya Socratic)
  • Kapabilitas: Adaptive content delivery, quiz builder

4. Agen Pelatih Penulisan Kreatif

  • Persona: Enerjik, ideatif, imajinatif
  • Kapabilitas: Tone detector, narrative generator

Integrasi AGENT + LLM + RAG

AGENT Framework dapat digunakan untuk membungkus dan mengarahkan kemampuan LLM (Large Language Model) dan RAG (Retrieval-Augmented Generation). Diagram integrasinya adalah sebagai berikut:

  • LLM: Mesin berpikir utama
  • RAG: Akses data luar dan faktual
  • AGENT: Desain sistem, peran, interaksi, dan batas

Hasilnya adalah agent yang:

  • Berbasis data, bukan mengarang
  • Konsisten dengan peran yang jelas
  • Adaptif terhadap kebutuhan pengguna

Penutup

AGENT Framework bukan sekadar alat desain AI. Ia adalah kerangka berpikir untuk menciptakan agen digital yang punya peran, kejelasan, batas, dan nilai. Ia menjembatani kemampuan teknis LLM dengan intensi desain manusia. Di tengah dunia AI yang semakin luas, AGENT memastikan kita tetap manusiawi, strategis, dan bertanggung jawab dalam membangun agen masa depan.


Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan, perencanaan dan pengembangan yang kami berikan dan berkeinginan kerjasama, silahkan untuk mengkontak kami, haitan.rachman@inosi.co.id 

 

Comments are closed.

Check Also

JUSTICE Framework: Panduan Praktis Mewujudkan Keadilan dalam Hukum, Etika, dan Kepemimpinan

*) Gambar sebagai ilustrasi JUSTICE Framework: Panduan Praktis Mewujudkan Keadilan dalam H…