Home KM dan Inovasi KAPASITAS Framework Langkah-Langkah Penerapan KAPASITAS untuk Perusahaan BUMN atau BUMD

Langkah-Langkah Penerapan KAPASITAS untuk Perusahaan BUMN atau BUMD

11 min read
150

*) Gambar sebagai ilustrasi

KAPASITAS: Fondasi Untuk Pribadi, Tim dan Organisasi
Komitmen  Analisa  Proses  Arti  Sinergi  Integrasi  Transformasi  Adaptif → Sukses
(Membentuk fondasi pengembangan diri, kerja tim, dan arah strategis organisasi)


Langkah-Langkah Penerapan KAPASITAS untuk Perusahaan BUMN atau BUMD

Perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) memiliki tanggung jawab ganda: sebagai entitas bisnis yang harus mencetak keuntungan dan sebagai instrumen negara/daerah untuk menghadirkan manfaat publik. Oleh karena itu, keberhasilan BUMN/BUMD tidak hanya diukur dari kinerja keuangan, tetapi juga dari keberlanjutan, tata kelola, dan dampaknya terhadap masyarakat.

Framework KAPASITAS—yang terdiri dari sembilan elemen: Komitmen, Analisa, Proses, Arti, Sinergi, Integrasi, Transformasi, Adaptif, dan Sukses—hadir sebagai kerangka strategis yang bisa diterapkan secara menyeluruh di BUMN maupun BUMD. KAPASITAS bukan sekadar alat ukur, tetapi juga peta jalan untuk membangun budaya kerja yang kokoh, sistem yang tangguh, dan pencapaian yang berkelanjutan.

Berikut adalah langkah-langkah penerapan framework KAPASITAS dalam konteks BUMN/BUMD:


1. Menanamkan Komitmen Berbasis Nilai dan Kinerja

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan—terutama jajaran direksi dan manajemen—memiliki komitmen kuat terhadap tujuan jangka panjang perusahaan. Komitmen ini harus selaras dengan visi pembangunan nasional atau daerah.

Langkah praktis:

  • Menetapkan core values BUMN/BUMD yang relevan dengan KAPASITAS (misalnya: integritas, akuntabilitas, pelayanan).
  • Menyusun perjanjian kinerja tahunan yang mencerminkan komitmen terhadap visi dan indikator keberhasilan.
  • Memastikan komitmen ditunjukkan melalui contoh nyata dari para pemimpin (lead by example), bukan hanya slogan.

Komitmen yang kuat dari atas ke bawah akan menjadi motor penggerak seluruh transformasi dalam perusahaan.


2. Membangun Sistem Analisa yang Responsif dan Berbasis Data

BUMN/BUMD kerap dihadapkan pada tantangan regulasi, tekanan politik, dan dinamika pasar yang unik. Untuk itu, perusahaan perlu memiliki kapasitas analisa yang tinggi—bukan hanya di level strategic planning, tetapi juga dalam operasional sehari-hari.

Langkah praktis:

  • Membentuk unit riset internal (seperti: Office of Strategic Planning) yang mengkaji risiko, peluang, dan dampak program.
  • Mengadopsi sistem dashboard kinerja berbasis data real-time untuk pengambilan keputusan cepat.
  • Melibatkan pegawai dalam proses analisa bottom-up, seperti forum evaluasi bulanan atau saran perbaikan proses.

Analisa yang tajam akan mencegah keputusan reaktif dan membuka ruang inovasi berbasis fakta.


3. Menerapkan Proses yang Terstruktur, Efisien, dan Transparan

BUMN/BUMD harus mampu menunjukkan akuntabilitas publik sekaligus efisiensi bisnis. Untuk itu, proses kerja harus dirancang dengan prinsip keterbukaan, kesederhanaan, dan terukur.

Langkah praktis:

  • Menyusun dan menyosialisasikan SOP (Standard Operating Procedure) yang mudah diakses seluruh pegawai.
  • Mengintegrasikan proses dengan sistem digital (ERP, e-Gov, atau aplikasi internal).
  • Melakukan audit proses secara berkala dan menerapkan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).

Dengan proses yang baik, organisasi dapat menghindari tumpang tindih pekerjaan, mempercepat layanan, dan meningkatkan produktivitas.


4. Memberi Arti pada Setiap Aktivitas Bisnis dan Sosial

Dalam konteks BUMN/BUMD, aktivitas perusahaan sering mencakup program-program sosial dan pelayanan publik. Maka, makna dari pekerjaan menjadi penting agar pegawai tidak sekadar bekerja untuk rutinitas, tetapi menyadari dampak sosial dari tugas mereka.

Langkah praktis:

  • Menyelaraskan strategi CSR (Corporate Social Responsibility) dengan misi perusahaan dan kebutuhan masyarakat.
  • Memberikan pelatihan kepemimpinan nilai (values-based leadership) kepada level manajerial dan supervisor.
  • Menyampaikan cerita keberhasilan pegawai atau program sebagai bentuk penguatan makna.

Dengan memiliki arti dalam pekerjaan, semangat kerja dan loyalitas pegawai akan meningkat.


5. Membangun Sinergi Internal dan Eksternal secara Strategis

BUMN/BUMD tidak boleh beroperasi secara silo atau tertutup. Kekuatan mereka justru terletak pada kemampuan membangun sinergi, baik antar divisi internal maupun dengan mitra eksternal seperti instansi pemerintah, masyarakat, dan swasta.

Langkah praktis:

  • Mengembangkan program kolaborasi antar-unit melalui proyek lintas fungsi.
  • Menjalin kerja sama strategis dengan pemerintah daerah, komunitas, dan UMKM sebagai mitra.
  • Mendorong pemimpin unit untuk rutin berdialog dan merancang inisiatif lintas fungsi.

Sinergi akan menciptakan aliran informasi dan solusi yang lebih cepat serta memperkuat posisi perusahaan di mata pemangku kepentingan.


6. Mengintegrasikan Sistem dan Fungsi secara Digital dan Organisasi

Kunci keberhasilan sinergi adalah integrasi sistem dan fungsi. Dalam banyak BUMN/BUMD, permasalahan utama terletak pada sistem yang tidak saling terhubung, data yang tersebar, dan lemahnya koordinasi antarfungsi.

Langkah praktis:

  • Mengimplementasikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) atau sistem informasi manajemen terintegrasi.
  • Membuat platform kolaboratif digital yang memungkinkan berbagai unit berbagi data dan informasi.
  • Menyusun struktur organisasi yang jelas dan menyelaraskan indikator kinerja antar divisi.

Integrasi bukan hanya soal teknologi, tetapi soal keterpaduan visi, data, dan aksi.


7. Mendorong Transformasi Berbasis Inovasi dan Efektivitas

BUMN/BUMD harus mampu bertransformasi menjadi entitas profesional dan kompetitif, tidak hanya “menjalankan mandat”. Transformasi mencakup perubahan budaya, proses, dan model bisnis.

Langkah praktis:

  • Menjalankan program transformasi karyawan (reskilling dan upskilling) secara masif.
  • Mengembangkan laboratorium inovasi internal (innovation lab) untuk mencoba ide baru.
  • Menerapkan prinsip meritokrasi dalam promosi dan rotasi pegawai.

Transformasi bukan hanya soal perubahan teknologi, tetapi juga pembaruan cara berpikir dan bertindak.


8. Menjadi Organisasi yang Adaptif terhadap Dinamika Eksternal

Adaptif adalah kemampuan untuk bertahan dan tetap unggul dalam perubahan. Dalam konteks BUMN/BUMD, ini berarti fleksibel menghadapi regulasi baru, tuntutan publik, hingga perubahan pola pasar.

Langkah praktis:

  • Menetapkan unit deteksi dini risiko dan perubahan pasar.
  • Menyediakan pelatihan manajemen perubahan untuk semua level.
  • Memberikan ruang bagi pilot project dan uji coba kebijakan baru sebelum diimplementasikan secara luas.

Adaptabilitas adalah modal utama untuk bertahan dan bertumbuh di tengah ketidakpastian.


9. Membangun Indikator Sukses yang Holistik dan Berkelanjutan

Elemen terakhir dari KAPASITAS adalah Sukses—tetapi bukan sukses jangka pendek atau bersifat finansial semata. Di BUMN/BUMD, sukses harus dimaknai sebagai keberhasilan berkelanjutan yang mencakup profit, pelayanan publik, dan tata kelola yang sehat.

Langkah praktis:

  • Menyusun balanced scorecard yang mencakup aspek keuangan, pelayanan publik, dampak sosial, dan inovasi.
  • Melakukan evaluasi tahunan terhadap seluruh elemen KAPASITAS.
  • Mengkomunikasikan keberhasilan secara terbuka kepada publik dan pemangku kepentingan.

Sukses bukanlah tujuan akhir, tetapi hasil dari proses yang terus diperbaiki dan dipertahankan.


Penutup: Membangun Perusahaan Negara yang Berkapasitas Tinggi

Framework KAPASITAS memberikan pendekatan menyeluruh bagi BUMN dan BUMD untuk meningkatkan daya saing, memperkuat tata kelola, dan memberikan nilai lebih bagi bangsa dan daerah. Melalui penerapan yang konsisten atas sembilan elemen utama, perusahaan negara tidak hanya akan bertahan, tetapi juga menjadi model keberhasilan organisasi publik yang modern, inklusif, dan tangguh.

BUMN dan BUMD memiliki potensi besar untuk menjadi mesin penggerak pembangunan. Namun, potensi itu hanya bisa diwujudkan jika mereka memiliki kapasitas yang kuat—dan framework KAPASITAS memberikan peta jalan yang jelas untuk mencapainya.


Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan, perencanaan dan pengembangan yang kami berikan dan berkeinginan kerjasama, silahkan untuk mengkontak kami, haitan.rachman@inosi.co.id 

 

Comments are closed.

Check Also

Merancang Konsep Leadership Center Strategis

*) Gambar sebagai ilustrasi Tulisan Bagian Buku “Membentuk Peradaban Melalui Kepemimpinan:…