Home BSC Dan Strategi 4M NEI Framework Mujahadah (Upaya Serius & Disiplin Diri): Jalan Ketekunan dan Ketulusan dalam Perbaikan Diri dan Organisasi

Advertisement


Mujahadah (Upaya Serius & Disiplin Diri): Jalan Ketekunan dan Ketulusan dalam Perbaikan Diri dan Organisasi

Siklus 4M Sebagai Proses Never Ending Improvement (NEI):
Mudzakarah → Musyawarah → Mujahadah → Muhasabah → Mudzakarah (ulang)
(Setiap putaran menghasilkan satu perbaikan kecil, satu nilai baru, atau satu kebiasaan unggul)


Mujahadah (Upaya Serius & Disiplin Diri): Jalan Ketekunan dan Ketulusan dalam Perbaikan Diri dan Organisasi

Dalam setiap proses perubahan dan perbaikan, ada satu fase yang paling berat namun paling menentukan: mujahadah. Ia bukan tentang ide, bukan tentang keputusan, melainkan tentang pelaksanaan dengan sungguh-sungguh. Mujahadah adalah saat ketika kita harus berjuang melawan kemalasan, ketakutan, distraksi, dan ketidakpastian—baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari organisasi.

Secara harfiah, mujahadah berasal dari kata juhd yang berarti “usaha sungguh-sungguh”. Dalam konteks spiritualitas Islam, mujahadah adalah perjuangan batin dan lahir untuk tetap berada di jalan yang benar. Dalam konteks pengembangan diri dan organisasi, mujahadah adalah fase pelaksanaan yang penuh dengan ketekunan, kesabaran, dan keikhlasan.


🎯 Tujuan Mujahadah dalam Proses Perbaikan

Tujuan utama dari mujahadah adalah:

  • Menanamkan disiplin diri dalam menjalani perubahan
  • Menumbuhkan konsistensi di tengah godaan untuk menyerah
  • Menjaga niat tetap murni dalam setiap langkah perbaikan
  • Membentuk mental tahan uji dan tidak mudah putus asa
  • Mengaitkan kerja keras dengan makna spiritual

Mujahadah adalah penghubung antara inspirasi dan hasil. Tanpa mujahadah, perubahan hanya berhenti pada wacana atau semangat sesaat.


💡 Strategi Praktis Menghidupkan Mujahadah dalam Diri dan Tim

1. Program Habit Challenge: 21–40 Hari Membentuk Kebiasaan Baru

Perubahan besar selalu dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten. Oleh karena itu, salah satu bentuk mujahadah modern adalah menyelenggarakan program habit challenge di level individu maupun tim.

Prinsipnya:

  • Pilih satu kebiasaan positif yang ingin dibangun, misalnya: bangun lebih pagi, membaca 15 menit per hari, menghindari media sosial sebelum jam 9 pagi, atau menulis jurnal reflektif setiap malam.
  • Jalankan selama 21 hingga 40 hari tanpa jeda.
  • Setiap awal hari, bacakan niat. Di akhir hari, lakukan evaluasi singkat.

Program ini bisa dijalankan sendiri, bersama pasangan, atau dalam komunitas kerja. Di dalamnya tertanam latihan mujahadah: niat + komitmen + konsistensi.


2. Mujahadah Malam Komunitas: Refleksi dan Doa Bersama

Untuk memberi dimensi spiritual yang lebih dalam, organisasi atau komunitas dapat mengadakan mujahadah malam secara berkala. Ini adalah malam refleksi bersama, yang diisi dengan:

  • Doa dan dzikir bersama
  • Renungan atas proses inovasi yang sedang dijalani
  • Sharing pengalaman perjuangan dari para anggota
  • Menguatkan niat kolektif

Malam mujahadah menjadi semacam “charging spiritual” untuk tim. Ia mengingatkan bahwa semua usaha yang kita lakukan, sekecil apa pun, tidak sia-sia jika diniatkan dengan tulus dan ditopang oleh doa.


3. Sprint Kerja Mingguan dengan Niat dan Dzikir Pembuka

Dalam metode manajemen proyek modern, dikenal istilah sprint mingguan: siklus kerja singkat yang fokus pada satu tujuan kecil. Mujahadah bisa diterapkan dalam konteks ini dengan memberikan pembukaan spiritual di awal sprint, seperti:

  • Membaca niat bersama sebelum rapat perencanaan
  • Menyisipkan dzikir atau doa agar sprint membawa keberkahan
  • Menyisipkan istighfar dalam proses evaluasi di akhir sprint

Dengan pendekatan ini, sprint bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga menjadi sarana latihan batin dalam menjaga niat dan menumbuhkan etos kerja yang penuh keberkahan.


4. Papan Mujahadah: Visualisasi Perjuangan Harian

Untuk menjaga motivasi dan kesadaran dalam perjuangan, sangat efektif jika membuat papan mujahadah — semacam catatan visual yang berisi indikator harian dari perjuangan yang dilakukan.

Contoh isi papan:

  • Kolom niat: dituliskan ulang setiap pagi
  • Kolom aksi utama hari ini
  • Kolom tingkat kesungguhan (1–5)
  • Kolom refleksi atau istighfar

Papan ini bisa bersifat pribadi (jurnal) atau diletakkan di ruang kerja bersama sebagai bagian dari budaya tim. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan sejati bukan sekadar hasil akhir, tapi kesungguhan dalam proses.


5. Latihan Fokus dan Mindful Working: Mujahadah Zaman Modern

Dalam era digital, distraksi adalah musuh utama ketekunan. Mujahadah hari ini bukan hanya melawan kantuk atau malas, tapi juga melawan keinginan untuk terus membuka notifikasi, scrolling media sosial, dan kehilangan fokus.

Maka muncullah istilah mindful working — bekerja dengan kesadaran penuh.

Cara praktis menerapkan:

  • Gunakan teknik Pomodoro (25 menit fokus – 5 menit istirahat)
  • Matikan notifikasi selama waktu fokus
  • Mulai setiap sesi kerja dengan afirmasi niat atau doa singkat
  • Akhiri sesi kerja dengan refleksi kecil: “Apakah saya sudah berusaha maksimal?”

Mindful working adalah mujahadah mental: melatih otak untuk hadir sepenuhnya dalam apa yang sedang dilakukan.


6. Mentor Spiritual dan Coach Etika: Pendamping Mujahadah

Tak semua mujahadah bisa dijalani sendiri. Dalam banyak kasus, kita membutuhkan pendamping—seseorang yang bisa mengingatkan, membimbing, dan menguatkan niat ketika kita goyah. Inilah peran mentor spiritual atau coach etika.

Peran mereka bisa meliputi:

  • Menjadi tempat curhat yang tidak menghakimi
  • Memberikan perspektif nilai terhadap tantangan kerja
  • Membantu menemukan kembali niat di balik target kerja
  • Mengingatkan tentang pentingnya keikhlasan dalam berinovasi

Dalam organisasi berbasis nilai, peran ini bisa diisi oleh atasan yang arif, ustadz internal, atau fasilitator eksternal yang fokus pada penguatan karakter dan spiritualitas kerja.


🔄 Mujahadah: Dari Upaya Menjadi Budaya

Ketika mujahadah dilakukan terus-menerus, bukan hanya sebagai program, tetapi sebagai budaya, maka akan muncul:

  • Tim yang tidak mudah menyerah
  • Individu yang punya daya tahan mental tinggi
  • Kepemimpinan yang rendah hati tapi kuat dalam niat
  • Organisasi yang stabil menghadapi tekanan dan krisis
  • Lingkungan kerja yang mengakar pada makna, bukan hanya target

Mujahadah mengubah motivasi eksternal menjadi komitmen internal—dan itulah yang membuat perbaikan berkelanjutan benar-benar bisa hidup.


Penutup: Mujahadah Adalah Jembatan Antara Niat dan Hasil

Mujahadah adalah fase paling sunyi dari proses perbaikan.
Di fase ini, kita tidak lagi bicara besar…
Kita bekerja dalam diam, mengulang dalam sabar, dan bersandar pada niat.

Mujahadah mengajari kita bahwa kemenangan sejati bukan hanya keberhasilan mencapai tujuan…
Tetapi kemampuan untuk tetap berada di jalan yang benar, meskipun berat dan sunyi.

Karena sejatinya, keberhasilan adalah milik mereka yang tetap bertahan di saat orang lain menyerah.

Mari kita jadikan mujahadah sebagai nafas dalam perjalanan kita — pribadi, tim, maupun organisasi — dalam membangun perubahan yang utuh, bernilai, dan berkelanjutan.


Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan, perencanaan dan pengembangan yang kami berikan dan berkeinginan kerjasama, silahkan untuk mengkontak kami, haitan.rachman@inosi.co.id 

 


Advertisement


Load More In 4M NEI Framework
Comments are closed.

Advertisement