
*) Gambar sebagai ilustrasi
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) dengan CYCLE Framework
Mengembangkan Program Pelatihan yang Relevan, Adaptif, dan Berdampak Nyata
Silahkan Gunakan CYCLE Explorer GPT: https://chatgpt.com/g/g-685afb9e2a1c8191a7f6d2bd97424bdb-cycle-explorer-gpt
Di era perubahan cepat dan transformasi digital yang masif, lembaga pendidikan dan pelatihan, khususnya Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), memegang peran strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan adaptif. Namun, banyak tantangan yang dihadapi: pelatihan yang kurang relevan dengan kebutuhan zaman, metode pembelajaran yang kaku, serta kurangnya sistem evaluasi berkelanjutan. Untuk menjawab tantangan ini, diperlukan sebuah pendekatan yang sistematis, reflektif, dan berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan.
CYCLE Framework, yang dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman, hadir sebagai kerangka kerja strategis untuk membangun dan mengelola program pelatihan berbasis daur hidup pembelajaran. CYCLE terdiri dari lima tahapan utama:
C – Concept
Y – Yield
C – Create
L – Launch
E – Evolve
Dengan mengikuti CYCLE, Pusdiklat tidak hanya mampu merancang pelatihan dengan lebih efektif, tetapi juga mampu memperbaharui materi, metode, dan sistem evaluasi secara berkelanjutan agar senantiasa relevan dengan kebutuhan peserta.
1. Concept: Mengidentifikasi Kompetensi Masa Depan
Tahap pertama dari CYCLE adalah Concept, yang berfokus pada perumusan kebutuhan pelatihan secara strategis. Dalam konteks Pusdiklat, tahap ini menuntut analisis yang mendalam terhadap perkembangan dunia kerja, arah kebijakan nasional, serta kebutuhan instansi atau lembaga pengguna lulusan pelatihan.
Misalnya, di tengah agenda transformasi digital pemerintah, salah satu kompetensi masa depan yang mendesak adalah literasi digital bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pusdiklat dapat melakukan kajian terhadap:
- Tren teknologi dan digitalisasi dalam pelayanan publik
- Kesenjangan kompetensi ASN di berbagai wilayah
- Prioritas kebijakan nasional terkait SDM dan reformasi birokrasi
Dari hasil kajian tersebut, dirumuskan tema pelatihan seperti: “Dasar-dasar Literasi Digital untuk ASN Tingkat Awal,” atau “Transformasi Digital dalam Pelayanan Publik Berbasis Data.”
Tahap Concept sangat krusial agar pelatihan tidak hanya “menghabiskan anggaran,” tetapi benar-benar menjawab kebutuhan strategis pembangunan.
2. Yield: Merancang dan Menguji Pelatihan Mini
Setelah kebutuhan pelatihan dirumuskan, masuk ke tahap Yield, yaitu validasi ide pelatihan dalam skala kecil. Pusdiklat dapat menyusun sesi pelatihan mini (microlearning) dan mengujinya kepada kelompok terbatas.
Langkah-langkah dalam fase Yield bisa berupa:
- Menyusun outline pelatihan 2–4 jam untuk topik inti
- Mengundang perwakilan peserta dari berbagai unit kerja
- Menerapkan metode interaktif seperti kuis, simulasi, atau studi kasus
- Mengukur pemahaman awal dan umpan balik langsung
Tujuan dari Yield adalah:
- Mengukur daya serap dan pemahaman peserta
- Menilai metode pembelajaran yang paling efektif
- Mendeteksi kesenjangan materi atau kekurangan modul
Contohnya, jika peserta kesulitan memahami konsep keamanan data digital, maka pada fase berikutnya konten ini bisa disusun lebih interaktif atau disertai video demonstratif.
Dengan Yield, Pusdiklat dapat mengurangi risiko kegagalan pelatihan skala besar, dan memperoleh insight berharga untuk pengembangan modul utama.
3. Create: Menyusun Program Pelatihan yang Komprehensif
Fase Create adalah tahap pembangunan penuh dari program pelatihan. Di sinilah semua hasil observasi dan uji coba diterjemahkan menjadi modul pelatihan yang sistematis, modern, dan mudah diakses.
Pusdiklat dapat mengembangkan:
- Modul pelatihan digital (e-modules, SCORM files, video learning)
- Media pendukung: infografis, podcast, simulasi interaktif
- Buku kerja atau panduan praktik lapangan
- Sistem asesmen pre-test dan post-test
- Materi instruktur dan panduan fasilitator
Jika menggunakan topik literasi digital, modul Create bisa mencakup:
- Pengantar transformasi digital sektor publik
- Prinsip keamanan informasi dan privasi data
- Pengenalan aplikasi kerja daring dan kolaboratif
- Praktik penggunaan sistem informasi pemerintahan
Create adalah fase pembuktian kualitas. Di sinilah Pusdiklat memperlihatkan kesungguhannya sebagai produsen pengetahuan terstruktur dan berdampak.
4. Launch: Pelaksanaan Pelatihan Skala Penuh
Setelah program pelatihan lengkap, tahap berikutnya adalah Launch — pelaksanaan resmi pelatihan kepada peserta secara luas. Launch bukan sekadar proses administratif, tetapi momen penting untuk memastikan pengalaman belajar peserta menyeluruh dan bermakna.
Strategi pelaksanaan dapat meliputi:
- Pelatihan daring sinkron (via Zoom, Google Meet)
- Pelatihan luring klasikal atau blended learning
- Pendampingan langsung oleh fasilitator
- Sistem LMS untuk pelacakan progres dan asesmen
Pelatihan literasi digital misalnya dapat dijadwalkan secara regional, dibagi dalam batch berdasarkan kebutuhan unit kerja, dan diawasi melalui dashboard pelaporan progres pembelajaran.
Yang terpenting dari fase Launch adalah memastikan:
- Ketersediaan akses dan waktu bagi peserta
- Interaksi aktif antara peserta dan fasilitator
- Dukungan teknis bila ada kendala dalam sistem pembelajaran
Dengan Launch yang baik, pelatihan akan terasa relevan, membumi, dan berdampak langsung terhadap kinerja peserta.
5. Evolve: Perbaikan Berkelanjutan dan Ekspansi Dampak
Fase terakhir adalah Evolve, yaitu pengembangan program berdasarkan hasil pelatihan sebelumnya. Banyak pelatihan berhenti hanya sampai pelaporan administratif. Dengan pendekatan CYCLE, Pusdiklat justru terus berkembang seiring umpan balik peserta, perubahan teknologi, dan dinamika kebutuhan lapangan.
Langkah-langkah Evolve antara lain:
- Survei evaluasi pascapelatihan
- Analisis data pre-post test untuk melihat dampak
- Revisi materi sesuai masukan peserta dan tren baru
- Pengembangan versi lanjutan (advanced level)
- Ekspansi jangkauan ke wilayah tertinggal (3T)
Contohnya, jika dari evaluasi ditemukan bahwa ASN dari daerah 3T kesulitan mengakses video pembelajaran, maka modul bisa diubah menjadi format ringan berbasis PDF atau podcast audio.
Dengan Evolve, Pusdiklat menjadi lembaga yang tidak pernah berhenti belajar — ia mendengarkan, menyesuaikan, dan memperluas pengaruhnya demi peningkatan kualitas SDM secara nasional.
Manfaat Strategis CYCLE untuk Pusdiklat
- Partisipatif: Merancang pelatihan berdasarkan suara peserta dan kebutuhan nyata
- Efektif: Menguji pelatihan dalam skala kecil sebelum skala penuh
- Terstruktur: Menyediakan peta pengembangan program yang rapi dan logis
- Adaptif: Mengakomodasi perubahan tren, teknologi, dan kompetensi masa depan
- Berkelanjutan: Menjadikan evaluasi bukan akhir, tapi awal peningkatan berikutnya
Penutup: Pelatihan Bukan Sekadar Kegiatan, Tapi Siklus Pertumbuhan
Melalui CYCLE Framework, Pusdiklat mampu membangun sistem pembelajaran yang hidup, reflektif, dan bermakna. Setiap program pelatihan tidak hanya menjadi kegiatan rutin, tetapi siklus perubahan yang terus berkembang — dari ide, ke pelaksanaan, lalu ke peningkatan kualitas.
Dengan mengadopsi CYCLE, Pusdiklat dapat menjadi:
- Katalisator transformasi SDM nasional
- Pusat inovasi pembelajaran sektor publik
- Mitra strategis dalam menghadapi tantangan global
CYCLE Framework dikembangkan oleh Kami. Ingin didampingi menyusun peta pelatihan berbasis CYCLE untuk instansi Anda? Kami siap bantu dengan template, modul, dan sistem evaluasi.
Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan, analisa penerapan FRAMEWORK dan pengembangan sistem yang kami berikan serta berkeinginan kerjasama, silahkan kontak kami melalui haitan.rachman@inosi.co.id.