Kerangka SUCCESS yang dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman merupakan suatu pendekatan struktural yang kuat dan sistematis untuk merancang prompt berkualitas tinggi, terutama dalam konteks interaksi dengan kecerdasan buatan seperti ChatGPT. SUCCESS adalah singkatan dari Smart Understanding, Understanding, Creativity, Clarity, Exploration, Strategy, dan Synthesis. Masing-masing elemen ini mewakili tahap-tahap penting dalam proses berpikir terstruktur yang bertujuan untuk menghasilkan gagasan yang bernas, pemecahan masalah yang inovatif, serta rencana yang dapat dieksekusi secara nyata. Kerangka ini tidak hanya menjadi alat bantu berpikir, tetapi juga berfungsi sebagai panduan langkah-demi-langkah untuk mengembangkan komunikasi, penelitian, konten, dan inovasi dengan pendekatan yang logis dan terarah.
Tahap pertama, Smart Understanding, mengarahkan pengguna untuk memahami konteks dan tujuan dari isu yang akan diangkat. Ini mencakup pertanyaan seperti: Apa masalah yang ingin dipecahkan? Siapa audiensnya? Apa batasan atau tantangan utama? Tujuan dari tahap ini adalah membangun kerangka kesadaran yang relevan sehingga keseluruhan proses menjadi terfokus dan sesuai dengan kebutuhan nyata. Selanjutnya, tahap Understanding memperdalam wawasan tersebut dengan menggali analisis emosional, sosial, atau sistemik. Ini sering melibatkan pemahaman terhadap akar permasalahan, pengalaman pengguna atau kelompok sasaran, serta dinamika yang menyertainya.
Setelah fondasi pemahaman terbentuk, kerangka SUCCESS berlanjut pada tahap Creativity. Di sini, pengguna diajak untuk berpikir lateral dan menciptakan ide-ide baru yang unik dan relevan. Kreativitas tidak harus selalu spektakuler, namun harus kontekstual dan aplikatif. Misalnya, dalam dunia pendidikan, tahap ini bisa melahirkan pendekatan-pendekatan baru dalam pengajaran berbasis teknologi atau desain kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan zaman.
Ide-ide yang dihasilkan dari kreativitas perlu disaring dan diperjelas melalui tahap Clarity. Di sinilah gagasan diformulasikan dalam bahasa yang lugas, spesifik, dan terstruktur. Kegagalan dalam memberikan kejelasan bisa membuat gagasan yang bagus kehilangan daya pengaruhnya. Maka dari itu, Clarity memastikan bahwa hasil akhir dari proses berpikir ini dapat dipahami dan diterapkan oleh orang lain.
Tahap berikutnya, Exploration, mendorong pengguna untuk mengeksplorasi wacana, tren, atau referensi lain yang berkaitan. Ini merupakan kesempatan untuk menguji ide terhadap konteks yang lebih luas melalui studi kasus, perbandingan, atau tinjauan pustaka. Eksplorasi menanamkan kebiasaan untuk tidak berhenti pada ide internal saja, tetapi membuka diri terhadap wawasan eksternal yang memperkaya dan memperkuat fondasi gagasan yang dikembangkan.
Kemudian, tahap Strategy menekankan pada penyusunan rencana aksi yang konkret. Ini mencakup penyusunan langkah-langkah implementasi, pembagian peran, estimasi sumber daya, serta identifikasi hambatan potensial. Strategi adalah jembatan antara konsep dan eksekusi. Di sinilah ide mulai diterjemahkan menjadi proses nyata yang bisa dilakukan, diukur, dan dievaluasi.
Tahap terakhir, Synthesis, mengajak pengguna untuk menyatukan seluruh temuan, gagasan, dan sudut pandang menjadi satu kesimpulan atau rencana holistik. Ini bukan hanya tentang merangkum, tetapi juga membangun pemahaman menyeluruh yang dapat menjadi dasar untuk keputusan atau inovasi berikutnya. Synthesis memperkuat hasil dari seluruh proses sebelumnya dan menjadikannya bermakna serta dapat ditindaklanjuti.
Untuk memberikan gambaran nyata tentang penerapan kerangka ini, mari kita bayangkan seseorang ingin mengembangkan startup pendidikan digital (edtech) di Indonesia. Dalam tahap Smart Understanding, ia mulai dengan memahami tren pasar edtech terkini serta hambatan yang dialami sekolah-sekolah di daerah terpencil. Ia mendapati bahwa infrastruktur dan literasi digital menjadi dua tantangan utama. Pada tahap Understanding, ia mendalami alasan psikologis dan sosial di balik rendahnya adopsi teknologi oleh para guru, misalnya rasa takut akan perubahan atau kurangnya dukungan pelatihan.
Lanjut ke tahap Creativity, ia mengembangkan berbagai konsep produk, seperti platform belajar berbasis game, aplikasi kolaboratif antara guru dan siswa, atau sistem evaluasi berbasis AI. Setelah mengembangkan banyak opsi, ia memasuki tahap Clarity untuk memilih ide yang paling layak, misalnya aplikasi berbasis suara yang membantu guru mengakses materi ajar dengan mudah. Ia kemudian melakukan Exploration dengan meneliti produk serupa di India dan Afrika, serta melakukan uji coba kecil di beberapa sekolah lokal.
Dalam tahap Strategy, ia menyusun rencana implementasi bertahap: dimulai dari pilot project, lalu membentuk kemitraan dengan pemerintah daerah, dan mengukur dampak melalui evaluasi pengguna. Akhirnya, dalam Synthesis, ia menyusun rencana satu halaman yang merangkum wawasan pasar, kebutuhan pengguna, desain produk, serta langkah-langkah strategis ke depan.
Melalui kerangka SUCCESS ini, proses berpikir dan bertindak menjadi lebih terarah dan efektif. SUCCESS tidak hanya membantu dalam menyusun prompt AI yang berkualitas, tetapi juga dapat diterapkan dalam perencanaan proyek, penulisan strategis, hingga pengambilan keputusan bisnis. Dengan mengikuti alurnya—dari Smart Understanding hingga Synthesis—siapa pun dapat mengembangkan ide yang tidak hanya orisinal, tetapi juga aplikatif, relevan, dan berdampak jangka panjang. Kerangka ini menjembatani kreativitas dan realisasi, menjadikannya alat penting di era informasi dan transformasi digital saat ini.
Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan dan pengembangan sistem yang kami berikan serta berkeinginan kerjasama, silahkan kontak kami melalui haitan.rachman@inosi.co.id.