Home BSC Dan Strategi SCORE Framework SCORE Framework: Strategi Sistematis Menyusun Kinerja yang Terukur dan Berdampak

Advertisement


SCORE Framework: Strategi Sistematis Menyusun Kinerja yang Terukur dan Berdampak

*) Gambar sebagai ilustrasi

SCORE Framework: Strategi Sistematis Menyusun Kinerja yang Terukur dan Berdampak

(Dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman)


Dalam dunia yang penuh tekanan target, data, dan transformasi digital, kita tidak hanya butuh sistem kinerja yang rapi—kita membutuhkan sistem yang bermakna, terarah, dan berkelanjutan. Di sinilah peran SCORE Framework hadir sebagai solusi. Framework ini dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman, seorang pemikir strategi dan pengembang sistem manajemen kinerja berbasis pengetahuan, untuk menjawab kegelisahan organisasi modern yang sering kali terjebak dalam indikator yang tidak membawa perubahan nyata.


Apa Itu SCORE Framework?

SCORE adalah sebuah akronim dari lima elemen strategis yang harus dimiliki oleh setiap indikator kinerja berkualitas:

  • S = Specific (Spesifik)
  • C = Clear (Jelas)
  • O = Outcome-based (Berbasis Hasil)
  • R = Realistic (Realistis)
  • E = Evaluated (Dievaluasi)

Framework ini dikembangkan sebagai alat bantu praktis untuk menyusun dan mengevaluasi Key Performance Indicators (KPI) maupun sistem pengukuran kinerja yang lain—dalam skala individu, tim, organisasi, hingga pemerintahan.


Visi di Balik Pengembangan SCORE

Mohamad Haitan Rachman mengembangkan SCORE dengan visi bahwa setiap indikator kinerja seharusnya bukan hanya untuk mengisi laporan, tetapi menjadi peta jalan menuju perbaikan dan keberhasilan nyata.
Beliau melihat banyak organisasi yang:

  • Menyusun KPI yang kabur, multitafsir, dan tidak bisa ditindaklanjuti
  • Tidak memiliki mekanisme evaluasi berkala
  • Terjebak dalam pengukuran aktivitas, bukan dampak

SCORE lahir dari kebutuhan akan kerangka kerja yang sederhana namun kuat, praktis namun strategis, dan fleksibel namun berorientasi hasil.


Penjabaran Tiap Elemen SCORE

1. Specific

Indikator harus merujuk pada satu hal tertentu, tidak umum dan tidak multitafsir.

Contoh: “Jumlah keluhan pelanggan yang terselesaikan dalam 3 hari” jauh lebih spesifik daripada “peningkatan layanan pelanggan”.

Tujuannya: Menghindari kebingungan, meningkatkan fokus.


2. Clear

KPI harus bisa dipahami dengan mudah oleh siapa pun yang membacanya—baik atasan, tim, maupun pemangku kepentingan.

Contoh: “Tingkat kehadiran siswa dalam % per bulan, diambil dari aplikasi absensi sekolah.”

Tujuannya: Menghilangkan asumsi dan interpretasi berbeda.


3. Outcome-based

Indikator harus berorientasi pada hasil akhir, bukan hanya aktivitas atau proses.

Contoh: Daripada “jumlah pelatihan yang dilakukan”, lebih tepat “peningkatan skor kompetensi setelah pelatihan.”

Tujuannya: Mendorong dampak nyata, bukan hanya sibuk bekerja.


4. Realistic

Target yang ditetapkan harus berdasarkan data historis, sumber daya yang tersedia, dan rasionalitas yang dapat diterima.

Contoh: Jika tahun lalu pertumbuhan pelanggan 10%, maka target 12–15% lebih realistis daripada 50%.

Tujuannya: Menjaga motivasi tim dan kredibilitas sistem kinerja.


5. Evaluated

Indikator harus memiliki siklus evaluasi yang jelas—harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Tanpa evaluasi, indikator hanyalah pajangan dashboard.

Contoh: “Dievaluasi setiap akhir bulan dalam rapat evaluasi kinerja, dan menjadi dasar pemberian insentif.”

Tujuannya: Menjadikan data sebagai alat perbaikan dan pengambilan keputusan.


Keunggulan SCORE Framework

Dibandingkan kerangka lainnya seperti SMART Goals atau hanya Balanced Scorecard, SCORE memberikan lapisan kedalaman dan kepraktisan tambahan. Ini bukan sekadar menyusun target—tapi menyusun indikator yang hidup, bernilai, dan berdampak.

Kelebihan Utama:

  • Fleksibel untuk semua sektor: bisnis, pendidikan, pemerintahan, startup, hingga organisasi sosial
  • Mudah diintegrasikan dengan BSC, OKR, atau sistem evaluasi lainnya
  • Mendorong budaya perbaikan terus-menerus (continuous improvement)
  • Meningkatkan akuntabilitas dan kejelasan kerja tim

Penerapan SCORE di Berbagai Konteks

1. Perusahaan / Bisnis

  • Menyusun indikator untuk divisi penjualan, pemasaran, keuangan, HRD
  • Meninjau OKR agar lebih realistis dan outcome-based
  • Menyusun sistem appraisal yang lebih adil dan terukur

2. Pemerintahan

  • Mengevaluasi indikator pembangunan daerah (RKPD, RPJMD)
  • Memastikan layanan publik bisa dinilai dengan indikator SCORE
  • Membangun sistem evaluasi kinerja berbasis hasil, bukan rutinitas

3. Pendidikan

  • Mengukur efektivitas pembelajaran, kinerja guru, atau program sekolah
  • Memantau keterlibatan siswa dalam pembelajaran online
  • Menyusun indikator keberhasilan kurikulum Merdeka Belajar

4. Startups & Inovasi

  • Meningkatkan time-to-market melalui KPI produk yang jelas dan realistis
  • Mengukur dampak kampanye digital marketing
  • Menilai keberhasilan onboarding pelanggan baru

Contoh Perbandingan KPI Sebelum & Sesudah SCORE

KPI Lama KPI dengan SCORE
“Tingkat efisiensi kerja” “Jumlah proyek selesai tepat waktu dalam bulan berjalan”
“Meningkatkan kepuasan pelanggan” “Skor rata-rata NPS triwulanan berdasarkan survei otomatis”
“Banyak pelatihan dilakukan” “Peningkatan skor pasca-pelatihan (pre-test vs post-test)”

SCORE Sebagai Sistem Siklus Kinerja

SCORE tidak berhenti pada penetapan indikator. Ia bisa digunakan dalam siklus penuh manajemen kinerja:

  1. Rancang indikator dengan SCORE
  2. Terapkan dalam dashboard dan OKR
  3. Lakukan monitoring rutin
  4. Evaluasi dengan prinsip SCORE-Evaluated
  5. Refleksi dan revisi untuk perbaikan

Tentang Pengembang: Mohamad Haitan Rachman

Mohamad Haitan Rachman adalah pengembang SCORE Framework sekaligus arsitek berbagai kerangka berpikir strategis seperti SUCCESS, KE3, SYSTEM, KAPASITAS, dan lainnya. Ia dikenal sebagai sosok yang:

  • Menggabungkan kekuatan struktur berpikir dengan praktik manajemen nyata
  • Mendorong penciptaan framework yang aplikatif, mudah dipahami, dan relevan lintas sektor
  • Berkomitmen membangun ekosistem bisnis dan organisasi yang berbasis pengetahuan dan hasil nyata

SCORE Framework adalah bagian dari misinya untuk mendemokratisasi manajemen kinerja — menjadikannya tidak eksklusif untuk manajer puncak, tetapi sebagai alat pertumbuhan semua orang.


Penutup

SCORE Framework bukan hanya kerangka kerja — ia adalah filosofi tentang bagaimana kita menyusun kerja, menilai hasil, dan memperbaiki arah. Dengan Specific, Clear, Outcome-based, Realistic, Evaluated, Anda tidak hanya menyusun KPI, tetapi menyusun masa depan yang lebih terarah dan berdampak.

Sebagai pengembangnya, Mohamad Haitan Rachman menghadirkan SCORE bukan sekadar teori, melainkan alat kerja yang dapat langsung digunakan oleh siapa pun — dari guru hingga CEO, dari ASN hingga aktivis sosial.


Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan, penerapan Framework dan pengembangan sistem yang kami berikan serta berkeinginan kerjasama, silahkan kontak kami melalui haitan.rachman@inosi.co.id

 


Advertisement


Load More In SCORE Framework
Comments are closed.

Advertisement