
*) Gambar sebagai ilustrasi
Segmen Kepemimpinan: Membangun Pemimpin yang Reflektif dan Visioner dengan SUCCESS Framework
By: Mohamad Haitan Rachman
Silahkan Gunakan SUCCESS Coach GPT: https://chatgpt.com/g/g-685378e0ad5081919b4923e2021529ac-success-coach-gpt-structured-thinking-success
Pendahuluan: Tantangan Pemimpin di Era Ketidakpastian
Kepemimpinan abad ke-21 tidak lagi cukup hanya dengan karisma atau kekuasaan formal. Dunia yang terus berubah—dengan tantangan global seperti krisis iklim, disrupsi teknologi, dan instabilitas sosial-politik—menuntut pemimpin untuk menjadi lebih reflektif, strategis, adaptif, dan manusiawi.
Baik seorang CEO perusahaan multinasional, direktur lembaga publik, rektor universitas, maupun kepala daerah, semuanya menghadapi kebutuhan untuk memimpin secara sadar (mindful leadership), berbasis nilai, dan terhubung dengan perubahan yang lebih besar. Di sinilah SUCCESS Framework, karya Mohamad Haitan Rachman, menjadi panduan penting untuk membangun kepemimpinan yang bukan hanya efektif, tapi juga penuh makna dan berdampak luas.
1. Smart Understanding: Memahami Situasi Internal dan Eksternal Organisasi
Pemimpin hebat selalu berangkat dari pemahaman mendalam terhadap realitas yang mereka pimpin. Mereka tidak hanya melihat laporan, tetapi mampu membaca situasi secara intuitif dan analitis: budaya organisasi, relasi antarunit, kepuasan pegawai, serta dinamika stakeholder eksternal.
Contoh langkah konkret:
- Melakukan listening tour (tur mendengar) ke berbagai divisi atau wilayah
- Mengkaji ulang indikator organisasi dari perspektif non-teknokratis
- Mengaktifkan unit internal untuk pengumpulan insight lapangan (sensemaking team)
Seorang kepala daerah misalnya, bisa mendengarkan langsung suara warga desa terpencil, sekaligus membaca peta data kemiskinan dan layanan dasar, sehingga dapat memetakan kebutuhan riil dengan lebih cerdas dan manusiawi.
2. Understanding Context: Menyadari Tantangan dan Peluang Global
Kepemimpinan yang relevan adalah kepemimpinan yang kontekstual dan transformatif. Artinya, pemimpin mampu membaca dinamika global (seperti tren AI, ESG, disrupsi geopolitik), dan menghubungkannya dengan visi organisasi atau daerah yang mereka pimpin.
Langkah implementatif:
- Menyusun kajian horizon scanning untuk masa depan organisasi
- Mengadakan dialog lintas sektor untuk mengantisipasi perubahan
- Melibatkan anak muda dan akademisi dalam forum reflektif masa depan
Contoh:
Seorang rektor tidak hanya fokus pada akreditasi kampus, tetapi juga memahami pentingnya perubahan kurikulum untuk menghadapi revolusi industri 5.0 dan tantangan AI terhadap dunia kerja alumni.
3. Creativity: Menciptakan Terobosan dan Inspirasi Baru
Pemimpin bukan hanya pengelola, tetapi juga arsitek masa depan. Mereka harus berani bermimpi besar, mengguncang zona nyaman, dan menghadirkan ide-ide segar yang membangkitkan semangat kolektif.
Wujud kreativitas pemimpin:
- Menginisiasi program lintas sektor (kolaborasi pendidikan–industri–pemerintah)
- Membangun ruang eksperimentasi internal seperti innovation lab
- Mendorong dialog terbuka dan bottom-up ide dari karyawan atau masyarakat
Contoh:
Seorang CEO perusahaan BUMN membentuk “Zona Inovasi Pegawai” di mana siapa pun bisa mengajukan ide perubahan proses kerja, dan yang terpilih diberikan anggaran mini untuk uji coba.
4. Clarity: Menyampaikan Visi dengan Jelas dan Terukur
Pemimpin visioner adalah mereka yang tidak hanya memiliki visi, tapi mampu mengomunikasikan visi itu secara konkret, emosional, dan dapat diukur.
Beberapa bentuk kejelasan dalam kepemimpinan:
- Pernyataan visi yang kuat, sederhana, dan membumi
- KPI strategis yang terhubung langsung dengan misi besar
- Komunikasi reguler tentang arah dan kemajuan (via town hall, media sosial, internal bulletin)
Contoh:
Gubernur suatu provinsi menyampaikan visinya tentang “Provinsi Hijau dan Inovatif 2030” bukan hanya lewat slogan, tapi dengan peta jalan (roadmap) pembangunan ekonomi hijau, indikator pencapaian tahunan, serta pelibatan masyarakat sipil dalam monitoring.
5. Exploration: Mendorong Budaya Eksperimentasi dan Pembelajaran Tim
Kepemimpinan sukses tidak menjadikan kesalahan sebagai aib, tetapi sebagai bahan pembelajaran. SUCCESS mendorong pemimpin untuk membangun budaya eksplorasi, trial-and-error, dan pembelajaran organisasi.
Bentuk eksplorasi dalam kepemimpinan:
- Memberi ruang pada eksperimen kecil dan proyek percontohan
- Melindungi tim yang gagal dalam inovasi, tapi belajar dari kesalahan
- Menjadikan forum evaluasi bukan untuk menyalahkan, tapi untuk bertumbuh bersama
Contoh:
Seorang direktur rumah sakit daerah mendorong tim keperawatan untuk mengembangkan sistem penjadwalan shift digital sendiri, dan meski versi awalnya tidak sempurna, mereka terus diperbaiki bersama.
6. Strategy: Menetapkan Arah dan Prioritas yang Realistis
Strategi adalah nyawa kepemimpinan. Tanpa strategi yang terstruktur dan realistis, visi hanya akan jadi retorika. Pemimpin SUCCESS mampu:
- Menyusun rencana aksi jangka pendek–menengah–panjang
- Menentukan prioritas dan fokus tahunan
- Menyelaraskan strategi dengan struktur, anggaran, dan budaya kerja
Contoh:
CEO perusahaan startup tidak hanya membuat OKR tahunan, tetapi juga menyusun strategi komunikasi internal, pelatihan tim, dan pembaruan sistem kerja agar arah perubahan bisa dijalankan semua pihak.
7. Synthesis: Menyatukan Seluruh Potensi Organisasi untuk Perubahan Nyata
Tahap synthesis dalam SUCCESS adalah puncak kepemimpinan yang kolaboratif dan inklusif. Pemimpin berperan menyatukan energi, bakat, dan semangat dari seluruh elemen organisasi atau masyarakat untuk satu tujuan bersama.
Bentuk praktik synthesis:
- Membangun tim lintas fungsi untuk proyek strategis
- Menciptakan sistem reward dan apresiasi yang menghargai kontribusi kolektif
- Memfasilitasi refleksi organisasi secara berkala (annual reflection day)
Contoh:
Seorang pemimpin universitas merancang “Forum Transformasi Kampus” yang mempertemukan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, dan mitra industri untuk mengevaluasi capaian dan menyusun agenda perubahan bersama.
Pemimpin dengan SUCCESS: Menciptakan Makna, Arah, dan Daya Tahan Kolektif
Kepemimpinan yang hanya mengejar angka dan posisi tidak akan mampu bertahan dalam perubahan. Pemimpin dengan SUCCESS Framework adalah mereka yang:
- Paham bahwa perubahan butuh kedalaman makna
- Memimpin bukan dari atas, tapi dari tengah dan bersama
- Menjadikan refleksi sebagai kebiasaan, bukan reaksi sesaat
- Membentuk ekosistem organisasi yang tangguh, kreatif, dan kolaboratif
Penutup: Menjadi Pemimpin Penuh Arti
Kepemimpinan bukan soal jabatan, melainkan soal kontribusi terhadap arah dan makna bersama. Dengan SUCCESS, seorang pemimpin memiliki kerangka kerja utuh untuk terus belajar, memandu, dan mentransformasikan. Dari pemahaman hingga tindakan, dari strategi hingga sintesis, dari refleksi diri hingga penciptaan dampak sistemik.
Di masa depan, dunia tidak hanya butuh pemimpin yang cepat mengambil keputusan, tapi juga pemimpin yang bisa mendengar dalam, melihat jauh, dan membangun bersama.
Jika mempunyai pertanyaan berkaitan pelatihan, pendampingan, analisa penerapan FRAMEWORK dan pengembangan sistem yang kami berikan serta berkeinginan kerjasama, silahkan kontak kami melalui haitan.rachman@inosi.co.id.